Sydney, KompasOtomotif - Setelah Ford dan General
Motors, Toyota Motor Corporation memutuskan ikut berkemas dari
Australia, menghentikan kegiatan produksi mesin dan perakitan mobil
mulai 2017. Produsen #1 Jepang dan dunia ini menjadi produsen terakhir
memilih angkat kaki dari Australia karena tidak lagi menguntungkan.
Sejarah
Toyota di Australia bermula pada1963 lalu. Kini, 2.500 orang yang masih
bekerja di perakitan Toyota terancam kehilangan pekerjaan.
Keputusan
ini diambil karena pemerintah menurunkan bea masuk dan nilai tukar
dollar Australia terhadap dollar Australia yang makin kuat, hampir 50
persen pada 2009-2012. Situasi ini menyebabkan pebisnis melihat impor
lebih menguntungkan ketimbang harus merakitnya di negara tersebut.
"Ketika
Ford dan Holden pergi, kondisi akan semakin sulit bertahan sendirian.
Ada efek berantai terhadap tenaga kerja, termasuk industri pendukungnya
(komponen)," jelas Stephen Walters, Kepala Ekonomis JP Morgan Chase
& Companies yang dilansir Bloomberg (10/2/2014).
Ford
mengumumkan akan mengakhiri produksinya Oktober 2014, sedangkan GM pada
Desember 2017. Total jumlah pekerja di industri pendukung otomotif yang
selama ini memasok untuk Ford, GM dan Toyota mencapai 50.370 orang
(data pemerintah pusat).
Toyota merupakan eksportir mobil
terbesar di Australia dengan mengirim sekitar 73 persen dari 101.424
unit hasil produksi pada 2012 lalu.
"Kami sudah melakukan semua
cara untuk mengubah bisnis kami. Kenyataannya terlalu banyak faktor
muncul dan di luar kendali kami. Hasilnya, sulit merakit mobil di
Australia," beber Max Yasuda, Presiden Direktur Toyota Australia.
Keputusan
Toyota ini membuat Australia kembali ke1925, tanpa industri otomotif.
Kemudian, Ford membangun pabrik perakitan perdana di Geelong. Industri
komponen dan pendukung pun menjamur dan menyokong aktivitas produksi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Toyota Berkemas Tinggalkan Australia"
Posting Komentar